Rabu, 23 April 2014

PENELITIAN ILMIAH (BAHASA INDONESIA 2 SOFTKILL)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Kebutuhan manusia adalah setiap keinginan akan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani dan rohani demi kelangsungan hidup. Kebutuhan manusia sangatlah beragam, oleh sebab itu banyak sekali toko kelontong yang beredar di sekitar kita. Toko kelontong itu merupakan suatu toko kecil yang umumnya mudah diakses umum atau bersifat lokal. Zaman semakin lama akan semakin berkembang dan maju, begitu pula dengan toko-toko yang beredar di lingkungan masyarakat. Toko-toko kelontong mulai tergeser kedudukannya dengan minimarket-minimarket yang menawarkan berbagai kemudahan dan kenyamanan yang mendukung dalam proses perdagangan.
Minimarket kini tumbuh bak jamur di musim penghujan. Bahkan, keberadaanya sudah merambah hingga ke daerah pedesaan. Akibatnya, satu persatu toko kelontong milik penduduk setempat “mati suri” karena kalah bersaing. Realitas bisa berakibat lebih jauh, yakni menambah angka kemiskinan dan permasalahan sosial lainnya.
Keberadaan minimarket biasanya dimiliki pemegang modal besar, yang dengan modalnya itu mereka dengan mudah mengembangkan sayap usahanya. Bahkan dengan modal besarnya itu mereka melakukan penetrasi pasar hingga ke cerug yang paling kecil sekalipun seperti desa dan pemukiman. Untuk menambah lebih besar skala bisnisnya, minimarket-minimarket saat ini berlomba menawarkan sistem waralaba yang memungkinkan para "pemilik modal besar" lainnya ikut melebarkan sayap minimarket tersebut. Sehingga para pemilik modal besarlah yang mampu menikmati lezatnya bisnis retail.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Berkembangnya Pasar Modern (Minimarket) Terhadap Toko Kelontong.
1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis menentukan tiga rumusan masalah yang akan diteliti. Rumusan maslah itu adalah sebagai berikut:
1.2.1.      Bagaimana minat atau daya tarik masyarakat terhadap toko kelontong?
1.2.2.      Bagaimana minat atau daya tarik masyarakat terhadap minimarket?
1.2.3.      Apakah pengaruh bagi toko kelontong dengan minimarket?
1.3.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan karya ilmiah ini adalah:
1.3.1.      Mengetahui besarnya minat atau daya tarik masyarakat terhadap toko kelontong.
1.3.2.      Untuk menentukan faktor–faktor yang membuat minat atau daya tarik masyarakat terhadap minimarket dan toko kelontong.
1.3.3.      Untuk  mendeskripsikan dampak munculnya minimarket terhadap toko kelontong.
1.3.4.      Mengetahui solusi yang dilakukan oleh pemilik toko kelontong
1.4.  Manfaat Penelitian
Ada tiga manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini. Manfaat tersebut adalah :
1.4.1.      Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dengan adanya minimarket yang semakin berkembang.
1.4.2.      Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk proses pembelajaran siswa.
1.4.3.      Bagi penulis, penelitian ini menjadi rujukan untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pengaruh adanya  minimarket  terhadap toko kelontong sehingga nantinya akan dapat dijadikan acuan untuk proses pembelajaran penulis.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.  Pasar
2.1.1.      Definisi Pasar
Dalam percakapan sehari–hari, pasar selalu dihubungkan dengan tempat atau bangunan yang didalamnya berkumpul banyak penjual dan pembeli untuk memperjualbelikan barang. Berdasarkan hubungan itu, pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para pembeli dan penjual untuk menjual-beli barang. Pengertian pasar dalam percakapan sehari–hari ini merupakan pengertian pasar secara konkret.
Menurut ilmu ekonomi, pasar lebih dihubungkan dengan kegiatan bukan tempat. Alasannya, tempat untuk bertemunya para pembeli penjual dapat terjadi dimana saja. Berarti yang membedakan pasar dan bukan pasar adalah kegiatan yang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan penjual dan pembeli dalam pasar dinamakan transaksi jual–beli.
Pengertian pasar menurut ilmu ekonomi memperlihatkan bahwa pasar tidak terikat dengan tempat dan waktu. Pasar bisa terbentuk dimana saja dan kapan saja. Bahkan transaksi jual-beli dapat terjadi melalui surat-menyurat, telepon, ataupun internet. Pengertian pasar menurut ilmu ekonomi merupakan pengertian pasar secara abstrak.
2.1.2.      Fungsi Pasar      
Macam-macam fungsi pasar adalah sebagai berikut:
A.    Fungsi Distribusi
Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Melalui transaksi jual-beli produsen bisa memasarkan barangnya, baik langsung kepada konsumen maupun melalui para perantara (pedagang). Melalui transaksi jual-beli itulah, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat. Distribusi barang dan jasa yang lancar menunjukkan berfungsinya pasar. Namun sebaliknya, jika distribusi barang dan jasa yang macet menunjukkan terganggunya pasar.
B.     Fungsi Pembentuk Harga
Dalam fungsi pembentuk harga, pasar berperan mewujudkan kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Melalui transaksi jual-beli, penjual dan pembeli dapat  melakukan tawar-menawar. Tawar-menawar itu dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan harga barang dan jasa tertentu. Tawar –menawar akan terus menerus berlangsung sampai pada harga yang bisa diterima penjual dan pembeli.
Biasanya, harga yang dikehendaki oleh penjual lebih tinggi daripada harga yang diinginkan pembeli. Hal itu terjadi karena ada perbedaan kepentingan antara penjual dan pembeli. Dalam menentukan harga, penjual memperhitungkan laba yang diinginkan, sedangkan pembeli memperhitungkan manfaat barang dan jasa dan keadaan uang.
C.     Fungsi Promosi
Dalam fungsi promosi, pasar berperan membangkitkan minat konsumen untuk membeli barang dan jasa tertentu. Kadang-kadang setelah masuk pasar, seseorang membeli barang yang semula tidak direncanakan. Hal itu terjadi, karena barang yang dipajang dipasar menarik perhatian dan mampu membangkitkan minat pembeli.
Semakin maraknya persaingan antar produsen barang dan jasa sejenis membuat fungsi promosi menjadi semakin penting. Hal itu tampak jelas pada bermunculannya beragam bentuk pameran baik besar maupun kecil. Justru dalam kesempatan pameran seperti itu, transaksi jual-beli sering terjadi.
2.1.3.      Peranan Pasar
Macam-macam peranan pasar adalah sebagai berikut:
A.    Bagi konsumen
Pasar memberikan kemudahan untuk memperoleh barang  dan  jasa yang diperlukan untuk memenuhi kehidupannya.
B.     Bagi produsen
Pasar memberikan kemudahan untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi serta memberikan kemudahan untuk menjual barang dan jasa hasil produksi.
C.     Bagi pemerintah
Pasar juga memberikan kemudahan untuk memperoleh dan menjual barang dan jasa yang diperlukan oleh pemerintah. Selain itu, dapat menambah penerimaan pemerintah melalui penarikan pajak dan retribusi.
2.1.4.      Macam-macam pasar
Macam-macam pasar adalah sebagai berikut:
A.    Pasar Konkret
Pasar nyata (konkret) merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli. Tempat bertemunya penjual dan pembeli tersebut bisa di dalam gedung atau bangunan ataupun ditempat terbuka. Pada saat penjual dan pembeli melakukan tawar-menawar, barang yang diperjual-belikan berada disitu. Jadi, dalam pasar nyata terdapat penjual, pembeli, dan barang yang diperjual-belikan dalam suatu tempat. Dalam bahasa sehari-hari, sebutan “pasar” oleh masyarakat umum adalah pasar nyata seperti ini.
Pasar konkret dapat dibedakan berdasarkan manajemen pengelolaan, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.
Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta, atau koperasi, dikelola secara modern, mengutamakan pelayanan dan kenyamanan belanja, bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga yang pasti.
Pasar tradisional, pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta, koperasi, atau swadaya masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda, dikelola oleh pedagang kecil, menengah, dan koperasi, dengan usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui tawar-menawar.
B.     Pasar Abstrak
Untuk  melakukan transaksi jual-beli, penjual dan pembeli bisa saja bertemu secara fisik, melainkan hanya berkomunikasi melalui surat, telepon, dan dapat juga melalui telegram/faksimile/internet. Proses jual-beli dilakukan melalui surat dan telepon dalam rangka mencapai kesepakatan harga terhadap barang yang dijual-belikan. Hubungan jarak jauh yang mereka lakukan dalam rangka mencapai kesepakatan harga dan jenis barang yang diperjual-belikan tersebut merupakan contoh pasar tidak nyata (abstrak).
2.2.  Toko Kelontong
2.2.1.      Definisi Toko Kelontong
Toko kelontong adalah suatu toko kecil yang umumnya mudah diakses umum atau bersifat lokal. Toko semacam ini umumnya berlokasi di jalan yang ramai, stasiun pengisian bahan bakar (SPBU), atau stasiun kereta api. Toko kelontong sering ditemukan di lokasi perumahan padat di perkotaan. Contoh toko kelontong modern yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain adalah Circle K.
2.2.2  Sejarah Toko Kelontong
Toko kelontong atau groceries store merupakan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari kita sebagai manusia mulai dari sabun, makanan kemasan, minuman kemasan, popok, rokok, hingga obat-obatan. Pada dasarnya toko kelontong memiliki beberapa kelas, ada yang kelasnya besar hingga omsetnya mencapai miliaran sebulan, menengah dengan omset puluhan juta, dan juga kecil seperti warung, dengan omset ratusan ribu hingga beberapa juta sebulan.
Toko kelontong dewasa ini tetap memainkan peranannya sebagai penjual barang-barang sehari di masyarakat meskipun sudah banyak berdiri minimarket maupun supermarket. Hal ini dikarenakan letaknya yang dekat dengan permukiman serta  timbulnya rasa kekeluargaan di antara pembeli dan penjual.Toko kelontong tua menyimpan nilai historis yang tinggi, baik bagi pemiliknya maupun bagi masyarakat sekitarnya. Di setiap kota yang cukup besar di Indonesia pasti mempunyai satu atau beberapa toko kelontong yang dikenal luas masyarakat, dan biasanya toko tersebut dijalankan oleh etnis Tionghoa. Pada toko kelontong terdapat sosialisasi antar kelas sosial, etnis, dan juga agama yang tidak kita jumpai di supermarket maupun toko modern lainnya.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.  Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Sesuai dengan pengertian tersebut kami menganalisis data dengan menggunakan pendekatan induktif. Selain itu kami juga memberikan data data yang sesuai dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga penelitian kami dapat menjadi penelitian yang benar dan tepat.
Dalam menganalisis dan mendeskripsikan mengenai dampak perkembangan pasar modern (minimarket) terhadap pasar tradisional (toko kelontong), peneliti menggunakan landasan teori sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian serta bahan pembahasan hasil penelitian.
3.2.  Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2011 pada pukul 10.30-12.30 bertempat di kawasan minimarket dan toko kelontong yang ada di Jember.
3.3.  Populasi dan Sampel
1.  Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama.  Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pelanggan toko kelontong dan minimarket serta pemilik toko kelontong.
2.  Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Teknik yang digunakan untuk memperoleh sampel yaitu teknik Purposif Sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Karena itu, peneliti menetapkan bahwa sampel yang akan dipilih haruslah pemilik toko kelontong dan pelanggan toko minimarket serta toko kelontong. Hal ini dikarenakan asumsi peneliti bahwa sampel tersebut merupakan subyek penelitan yang merasakan dampak dari kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional (kelontong).
Sedangkan dalam memilih informan sebagai sampel, peneliti menggunakan teknik Accidental Sampling yang pada dasarnya memilih siapa saja (baik itu pemilik toko kelontong ataupun pelanggan) yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel.
3.4.  Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti dengan menggunakan teknik in-depth interview. Peneliti akan melakukan wawancara tatap muka secara mendalam kepada enam orang informan yaitu 1 pemilik toko kelontong dan 5 pelanggannya demi memperoleh narasi kualitatif serta informasi yang lebih dalam mengenai sikap informan termasuk pemahaman serta interpretasi mereka terhadap dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional. Sehingga diharapkan diperoleh informasi maupun pendapat yang sekiranya terbuka dan jujur sesuai dengan tema yang dipilih
3.5.  Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil interpretsi in-depth interview yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian. Peneliti akan melakukan dialog bebas dengan informan, yang nantinya jawaban informan tersebut akan diinterpretasikan oleh peneliti sesuai dengan landasan teori yang telah ditetapkan. Setelah itu akan ditarik kesimpulan.
 SUMBER :http://ciciliaerma.blogspot.com/2013